Pagi ini saya duduk depan komputer saya dengan manis (tumben!) sambil memikirkan kata parenting. Saya punya utang janji kepada seorang teman untuk bikin artikel tentang parenting dan janji ini sudah cukup lama rasanya. Belum lagi akhir bulan ini saya kebetulan juga mendapat kesempatan untuk memberikan materi di salah satu sekolah mengenai topik tersebut. Jadi mungkin sudah saatnya sekarang saya duduk, berpikir dan menuang serta berbagi pikiran saya tentang ini.
Jadi apa itu parenting?? Apa ya bahasa Indonesia yang sepadan dan benar-benar mewakilkan kata parenting? atau mungkin yang terpenting apa sih yang ada di benak saya ketika kata ini terucap?
Mungkin pertama kali yang terlintas adalah kalimat ‘pengasuhan anak’.
Tetapi apa iya definisinya sesederhana itu? Bagi saya pribadi memang agak sulit untuk me-label atau mendefinisikan suatu hal, seperti parenting ini, yang terasa begitu kompleks dan abstrak. Definisi rasanya seperti berusaha untuk membatasi suatu hal pada rangkaian kata tertentu, padahal mungkin hal tersebut tidak sedemikian sederhananya dan memiliki begitu banyak kekayaan arti.
Jadi bagaimana kalau saya coba ilustrasikan saja?
Oke… Ilustrasi saya sebagai berikut: parenting itu seperti layaknya sebuah hobi yang terus-menerus kita lakukan tetapi pada satu titik merasa bosan lalu istirahat sejenak namun kemudian merasa ada yang hilang dan akhirnya kembali melakukan hobi tersebut.
Ketika pada satu titik dalam kehidupan ini, kita diberikan kesempatan untuk ‘mendapatkan’ seorang manusia cilik, saya yakin seluruh hidup kita pasti turut berubah.
Kita belajar untuk bangun di tengah malam buta, di tengah-tengah mimpi indah, karena ada yang menangis berteriak-teriak lapar. Kita belajar untuk siap siaga 24 jam akan panggilan darurat yang siap menghentak kapan saja. Kita bahkan belajar untuk membersihkan sesuatu yang dulu mungkin rasanya jijik sekali, namun seiiring dengan waktu tugas yang menjijikkan tersebut jadi terasa begitu dekat dengan kita.
Pada masa-masa itu, saya yakin kita akan berpikir, “Duh… kapan ya gedenya, jadi bisa mandiri sendiri”.
Namun ketika masa ‘gede’ itu tiba, apa iya pekerjaan kita selesai?.
Tampaknya, dan tentunya!, tidak.
Masalah baru timbul. Pelajaran baru juga datang.
Kita jadi belajar untuk berlari 10 putaran hanya karena mengejar mereka demi memasukkan sesendok nasi. Kemudian 10 putaran lagi untuk suapan berikut, dan begitu seterusnya sampai kemudian rasanya kita sudah mampu ikut olimpiade lari marathon. Mimpi-mimpi indah kita juga tetap mungkin terpotong di tengah karena ada yang merengek minta ditemani ke kamar kecil. Hanya saja mungkin sekarang kita sudah lebih ahli dan terbiasa dengan hal tersebut meskipun masih sambil menutup mata berjalan menuntun tangan mungilnya ke kamar kecil. Kita jadi belajar untuk pintar menjawab secara instan terhadap pertanyaan-pertanyaan dadakan yang sebagian besar justru datang di saat kita paling tidak siap.
Kemudian lagi… dan lagi… dan lagi… pelajaran itu datang silih berganti.
Kita selalu berdoa akan saat-saat tenang. Saat dimana kita dapat menikmati waktu tanpa rentetan pertanyaan, tanpa berondongan permintaan tolong, tanpa teriakan marah, tanpa cibiran tak setuju. Saat dimana kita bisa berbaring dengan tenang, menguyah menelan makanan dengan damai, menonton televisi tanpa ada yang merebut remote-nya.
Tetapi berapa lama kita betah dengan kondisi tenang tersebut? Satu jam? Satu hari? Satu minggu? atau satu bulan?
Pasti akan tiba satu titik, dimana kita kembali merindukan segala kekacauan tersebut.
Kenapa? Karena segala kekacauan tersebutlah yang memberikan segala keindahan dalam hidup kita. Dan segala kekacauan itulah yang justru menawarkan beragam hal tak ternilai harganya.
Bayangkan ucapkan terima kasih yang meluncur dari bibir mungilnya.
Bayangkan tangan yang terasa begitu kecil sekali dalam genggaman tangan kita.
Bayangkan tawa lepas polosnya yang begitu sederhana menertawakan mimik lucu kita.
Bayangkan detak jantung dan setiap tarikan napasnya dalam pelukan kita.
Bayangkan pipi montoknya yang selalu bergerak naik turun ketika menguyah makanan.
Bayangkan ciuman-ciuman penuh kasih yang begitu tulus untuk kita.
Bayangkan pelukan erat yang rasanya tidak tertukar dengan apapun di dunia ini.
Bayangkan kesempatan bagi kita untuk berkembang dan belajar dalam berbagai aspek kehidupan ‘hanya’ karena kehadiran seorang manusia cilik dalam hidup kita!
Rasanya semua akan setuju jika saya katakan parenting bukan hal yang mudah. Dan saya yakin tidak akan ada yang bisa secara sempurna melakukan pekerjaan ini.
Namun saya pribadi, bersyukur telah mengambil pekerjaan ini sebagai sebuah hobi yang saya lakukan dengan penuh cinta dan kasih. Walaupun saya mengakui ada masa dimana rasanya saya ingin melepas hobi ini. Tetapi percayalah masa tersebut berlalu dengan cepat. Saya ketagihan dengan hobi ini dan tampaknya tidak bisa lepas terlalu lama darinya. Pekerjaan ini telah menjadi suatu pekerjaan yang begitu menyenangkan dan memberikan ‘penghasilan’ yang jauh lebih besar dari penghasilan Bill Gates sekalipun.
Saya pun tentu tidak sempurna dalam melakukan pekerjaan ini, tetapi saya bersyukur karena manusia cilik yang ada dalam hidup saya juga tidak pernah meminta saya untuk sempurna. Dengan segala kekacauan yang telah hadir seiring dengan tibanya manusia cilik dalam hidup saya, saya justru merasakan memiliki hidup yang sempurna. Kita belajar bersama dan mencintai bersama.
Agaknya parenting telah menjadi berkah tak terhingga yang pernah datang dalam hidup saya dan semoga demikian pula adanya (atau akan adanya) dengan Anda.
Terima kasih, Tuhan.
LiZA
[Liza adalah seorang sahabatku yang jika nulis sebuah artikel itu kerenn... banget. Itu sebabnya salah satu tulisannya aku posting di sini agar semua-teman-teman bisa membacanya] Print this page...
Read Full Post ...,
Tuesday, April 29, 2008
Parenting
Monday, April 28, 2008
Hypertiroid
Aku baru aja baca blog temenku Bundanya Chaska yang menceritakkan kalau dia baru didiagnosa hypertirod. Mungkin buat teman-teman yang punya pengalaman dengan penyakit tsb, atau punya informasi banyak mengenai penyakit tsb bisa infoin ke aku. Nanti aku bisa foward-in ke Bundanya Chaska.
Terima kasih yah... Print this page...
Read Full Post ...,
Friday, April 25, 2008
Montessori Quote
The first Characteristic of the process of normalization is love of work. Love of work including the ability to choose work freely and to find serenity and joy in work
(The Absorbent Mind, P. 202)
Print this page...
Tuesday, April 22, 2008
Kekerasan Terhadap Anak-anak
Kasus-kasus ini hampir terjadi di seluruh negara di dunia. Di Amerika Serikat, sudah sering sekali kita mendengar dan membaca berita mengenai terjadinya kasus penembakan di sebuah sekolah oleh pelaku yang usianya masih relatif muda, bahkan ada yang sang pelakunya juga merupakan murid dari sekolah tersebut.
Di beberapa negara miskin di Afrika, banyak sekali dijumpai anak-anak yang dipaksa menjadi pengemis di negara lain. Rata-rata mereka adalah korban dari penjualan manusia antar negara (trafficking) - Sumber: Koran BERANI No. 11, Selasa, 22 April 2008, halaman 4. Mereka pada umumnya merupakan korban rayuan seperti akandisekolahkan untuk belajar agama. Kenyataanya, mereka dipaksa mengemis di jalanan. Dimana setiap hari mereka diharuskan menyetor sejumlah uang. Bila setoran itu kurang, mereka akan dihukum dan tidak diberi makan.
Di Indonesia, berawal dari meninggalnya salah seorang mahasiswa APDN karena kekerasan yang dilakukan oleh para seniornya. Hal ini menguakkan sebagian besar kasus kekerasan (bullying) yang terjadi di ligkungan sekolah seperti yang terjadi di SMA Pangudi Luhur, SMAN 34 Jakarta.
Selain itu tawuran antara pelajarpun masih marak terjadi di negara kita. Yang terakhir menjadi berita adalah tawuran antara pelajar SMAN 70 Dan SMAN 6 di Jakarta.
Menurut laporan beberapa peneliti, kekerasan yang terjadi terhadap anak-anak baik yang dilakukan oleh orang dewasa maupun oleh anak-anak salah satunya merupakan efek dari tontonan TV - Sumber: Majalah NIRMALA edisi Februari 2008, halaman 8. Tontonan yang melibatkan kekerasan akan berpengaruh buruk (attention problems) bagi ana-anak usia 3 tahun ke bawah dalam waktu 5 tahun ke depan. Print this page...
Monday, April 21, 2008
Some Highlights in The Life of Dr Maria Montessori
1897 Became the first woman to receive her doctorate in medicine, University of Rome.
1896 Director of the Orthophrenic Institue, Rome.
1904 Lecturer in Anthropology, University of Rome.
1907 Opening og the first Casa dei Bambini in San Lorenzo.
1909 Publication of "The Montessori Method".
1910 Opening at the first Montessori school in the United States.
1913 Model Montessori classroom set upin London. Montessori's first trip to the United States. First Montessori school established in Spain.
1914 Publication of "dr Montessori's Own Handbook". Second International Montessori Congress, Rome. Opening of first Casa dei Bambini, Holland.
1915 Third International Training Course, San Francisco. Second trip to the United States.
1916 Publication ot "The Advance Montessori Method".
1919 First International Training Course, London.
1920 Lectures at the University of Amsterdam.
1926 Speaker at League of Nations, Geneve. Lectures in Berlin, Formation of Montessori Sciety, India.
1927 Montessori Society of Argentine. Establishment of Training School, Rome. Travels to England.
1928 First International Congress, Denmark. Founding of Associations Montessori International (A.M.I).
1929 Formation of A.M.I. branch, England.
1932 Second international Montessori Congress, Nice. Publication of “Peace in Education”.
1933 International course, Barcelona.
1934 Montessori Congress, Ireland. Formation of Montessori Society, Ireland.
1935 The Montessori method was forbidden in German.
1936 Publication of “The Child in the Family” and “The Secret of Childhood”. Amsterdam became A.M.I. Headquarters Fifth Montessori Congress.
1937 Sixth International Montessori Congress, Copenhagen.
1938 Seventh International Montessori Congress, Edinburgh.
1939 Montessori went to India to establish a training centre in India.
1945 First All-India Montessori Congress, Jaipur.
1946 Returns to Holland from India. Courses in London and Scotland. Publication of “Education for a New World”.
1947 Reestablishment of Opera Montessori, Italy. Celebration of 40th anniversary of Casa dei Bambini. Establishment of Montessori Centre, London. Return to India.
1948 Publication of “Discovery of Child”, “To Educate the Human Potential”, and “What You Should Know About Your Child”.
1949 Receives Cross of the Legion of Honour, France. Eighth International Congress, San Remo. In Pakistan to find a Montessori Association. Publication of “The Absorbent Mind”.
1950 Nominated for Nobel Peace Prize. Delegate to UNESCO Conference, Florence Publication of "The Formation of Man".
1951 Ninth International Montessori Congress, London.
1952 Maria Montessori dies,May 6th, 1952 of a Cerebral hemorrhage. Print this page...
Saturday, April 19, 2008
Who Is Dr. Maria Montessori?
Dr Maria Montessori was the founder of the Montessori method of Education. She was born in the Italian town of Chiaravalle in 1870, where she spent her early childhood years. She moved to Rome at age three and grew up in an environment dominated by academic achevement. She studied mathematics and engineering at a technical school and went to the Universityof Rome where she became the first woman doctor in her country's history.
Montessori launched her medical career at the State Orthophrenic School in Rome where she worked with rejected children. Her success in helping them learn as wellas their regular-school peers convinced herto leave her medical profession and focus on education. To learn the functions of humanthought, she returned to her university to study philosophy and anthropology and later headed the department of Pedagogic Anthropology. She was one of the most influential pioneers in early childhood education. She devise a method of education, which combines a philosophy with practical approach based on the central idea of feedom for the child within a carefully planned and structured environment.
The great pioneering achievement of Dr Maria Montessori was to recognise the crucial importance of a child in their first six years of development. It is during this time that a child powers of absorption are highest and lifelong attitudes and patters of learning are firmly formed. It is for the sensitive period that the Montessori system of education was most uniquely and effectively designed.
Her succes was so great that she travelled the world establishing schools and lecturing about her discoveries. Dr. Montessori's books have been translated into twenty-two languages and are readily available. Her method has become a part of every teacher-training course.
Dr. Maria Montessori left the world a wonderful legacy: a philosophy of life, a unique method of education, which gives children the best possible foundation for life.
Montessori died in Holland in 1952, just before her 82nd birthday. Herwork lives on today in education systems around the world. Besides new books, lectures, and theacher-training programmes, societies and scholls are still springing up under her name in the United States, in Europe, and in Asia.
Print this page...
Read Full Post ...,
Friday, April 11, 2008
Being a kid
Another amazing comments from my little angel which strike us as an adult on how beautiful and simple the kid's world is...... Yesterday she was asking her Mom "what would your preference, being an adult or a kid?" ...... Her Mom was thinking for a moment an answer "of course I prefer to be a kid, because I do not have to decide anything, and I do not have to think too much", then my daughter replied.... "yeee I also like to be a kid, because I can play and go to SCHOOOOOL !!!!!". We were looking to each other, realising that she is simply love to go to school and happy for being a kid, while we were thinking too far by saying (in essence)that ..... being an adult is difficult and unpleasent, since we have to take care and think about every single thing.
I miss for being a kid ............ Print this page...
Read Full Post ...,
Thursday, April 10, 2008
What do you want to know
Today my daughter told me that she was asked by her teacher on "What does she want to know the most".... and she replied I want to know more about the ant, and suddenly her friend said " I want to know more about the Heaven"..... Good Lord they are only the first grade in the school.... amazing isn't it.Print this page... Read Full Post ...,
Friday, April 4, 2008
Never Undermine Our Children Mind
Over the last 3 years, my wife and I have been involved deeply in the what-so-called psycho-energy, hypnotherapy, behaviour assessment and early child education. We have had various training and knowledge as well as theories on the sub-conscious mind matters, absorbent mind and how our mind works.
Over the last 3 years, my wife and I have been dealing with various cases and people related to their mind problems and have been successfully “healed” most of these adults as well as the kids mind problems. But still we were stroked when this powerful subconscious mind and the absorbent mind theory are really working to our own children.
It was happened last night when we were having our dinner. I bought the famous “Roti Boy” for our daughters. Right after we finished the last bite of the “Roti Boy”, my youngest-7- years-old daughter suddenly said, “Pa this bread is not supposed to be wrapped by this paper, it cause the “Global Warming”. I was shocked and try to respond in panic by saying “do not worry, this is not made of stereo-form or plastic, so it will be easily dissolved in the soil”, but then she replied even stronger than I thought it would be.
She said, “Pa my Teachers always said that even the paper can be easily dissolved, but it was made from the peal of the timber, and once you cut the timber it will ruin the system and causing the global warming.... so this is not right”.
We were really amazed .... my little angel was lecturing us with confident on the global warming issues. Then I remembered that over the last couple of months, her school was having a focus topic on global warming, the students from the Grade 1 through Grade 12 were having this issue in their daily activities, and this issue has been “inserted” in each of their subject. In other word, our daughter has been told several times constantly on the global warming issues and its impact to her life.
And as what we learned in the hypnotherapy training and early child education courses, that when we focus on something, and whilst we are told again and again about the same thing, the suggestions or statements will be kept in our subconscious mind and become our believe and value, and it can be triggered out anytime spontaneously. And we also remembered from our trainings that the children between 0 to 6 or 7 years old are in their absorbent mind period. This is the golden period where they can easily and automatically absorb what ever they get from their environment and kept them in their subconscious mind. And we were told also that our subconscious mind is having about 80 to90 percent of our mind power, which allows an automatic and effortless process of transforming the experiences or suggestions into a permanent believe, value or behaviour.
What happened last night during the dinner time was proving the above theory, and it gave us a gentle reminder for not undermining our young children capacity to understand and absorb the issues and what is happening around them. So ..... never undermine our children mind and watch our statements, language and behaviour carefully when we are around them ........ All of that will be kept in their subconscious mind and waiting for any triggers to allow them to retrieve the memory.
Over the last 3 years, my wife and I have been told not to undermine our children mind ....... and over the last 3 years my wife and I keep forgetting this. Hope that what happened last night will keep us alert on this matters. Print this page...
Read Full Post ...,
Wednesday, April 2, 2008
Malam yang Menegangkan
Aduh.... Teman-teman,
Tadi malam merupakan malam yang menegangkan sekali deh buat saya dan suami.... Tiba-tiba sekitar jam 01.00 dini hari, anakku yang paling kecil (usianya 7 tahun) datang ke kamar tidur kami sambil menangis. Dia merasa kedinginan sekali di kamarnya padahal dia sudah mengenakan piama tangan panjangnya. Badannyapun menggigil. Aku kira karena selimutnya lepas atau memang AC-nya yang setelannya terlalu dingin.
Langsung saja anakku aku peluk dan aku selimuti, ternyata badannya agak panas sedikit. Lalu aku bilang mungkin tadi di kamar tidak pakai selimut, dia bilang kalau tadi di kamarnya dia sudah pake selimut.
Seperti biasa kalo anak panas, langsung saja saya dan suami memberikannya obat penurun panas yang mengandung parasetamol. Betul enggak sih????
Setelah itu suami sayapun pergi ke kamarnya untuk mengecek suhu di kamarnya yang ternyata seperti biasa.
Berarti semuanya ok-ok saja tuh. Kecuali kondisi badannya yang tiba-tiba begitu. Aku enggak tahu kenapa????
Soalnya sekarang ini, banyak sekali penyakit panas yang enggak ada juntrungannya tiba-tiba datang. Kadang-kadang beberapa hari menjangkiti anak kita. Dan kalo kita bawa ke dokter, mereka cuma bilang "Oh..... ini sih penyebabnya virus."
Lalu kita-kita yang orang awan gimana bisa tahu kalo yang menyerang itu virus yang ringan atau ganas????? Iya nggak...
Akhirnya pagi-pagi aku browsing deh di internet untuk mengetahui kenapa seorang anak demam dan apa saja kemungkinan penyebabnya. Apa saja tindakan darurat yang harus kita lakukan sebagi orangtua jika anak kita tiba-tiba terserang demam.
Alhamdulillah, saat ini suhu badannya sudah kembali normal, dan dia sudah lincah kembali. Mudah-mudahan ini hanya kekagetan sesaat dan tidak berlanjut.
Terimakasih buat teman-teman yang sudah membaca uneg-unegku ini. Mudah-mudahan memberikan manfaat.
Salam,
Read Full Post ...,
Tuesday, April 1, 2008
Information from My Little Daughter
Hai teman-teman,
Tadi malam, seperti hari-hari sebelumnya, kami sekeluarga seperti biasa melakukan makan malam bersama. Kami mengusahakan sekali ada waktu berkumpul bersama walaupun hanya sebentar saja. Di meja makan pada saat inilah waktu yang saya dan suami gunakan untuk bertukar cerita mengenai kegiatan hari ini baik di rumah, di sekolah maupun di kantor maupun kejadian-kejadian lain yang dijumpai hari ini.
Selain dipenuhi dengan cerita-cerita khususnya kejadian yang lucu-lucu, ajang ini juga saya gunakan untuk menambah pengetahuan anak-anak, memberikan wejangan-wejangan terselubung dan menanyakan kira-kira makanan bekal atau kudapan apa yang mau anak-anak bawa esok harinya ke sekolah. Saya berusaha menyiapkan bekal mereka sendiri, paling tidak 1 kali dalam sehari saya yakin dengan makan-makanan yang mereka makankarena disiapkan sendiri. Selebihnya kan..... mereka dapat dari katering di sekolah dan dari makanan yang Mbaknya masak di rumah.
Pada saat saya tanya kepada my little daughter, keluarlah kata-kata "Ma, aku tidak boleh membawa G***** karena kata Ms. mengandung MSG (Monosodium Glutamate). " Aduh..... aku langsung terdiam. Anakku yang berumur 7 tahun sudah mulai paham dan mengerti tentang kandungan makanan sementara saya yang sudah setua ini kadang-kadang masih tidak terlalu concern.
Lalu Aku bertanya kepadanya, "Memangnya gimana sih caranya kita tahu kalau makanan itu mengandung MSG?" Lalu dia memberikan penjelasan seperti ini, "Lihat dong Ma, kan ada tulisannya di bungkusnya!" Haaa..... aku terbengong-bengong sambil dalam hati bilang "Wah..... hebat banget anakku ini!" (Thanks yah Ms. sudah memberikan pelajaran yang sangat berguna bagi anakku dan dapat langsung diaplikasikannya)
Langsung aja malemnya aku browsing di internet tentang MSG guna menambah wawasan dan informasi lengkap. Siapa tahu nanti ditanya sama anakku lebih detail. Maklum namanya anak-anak kadang-kadang pikirannya lebih panjang dari pada kita-kita yang orang tua.
Apa yang sudah saya alami, mudah-mudahan memberikan manfa'at buat siapa saja.
Salam,
Read Full Post ...,