Kasus-kasus ini hampir terjadi di seluruh negara di dunia. Di Amerika Serikat, sudah sering sekali kita mendengar dan membaca berita mengenai terjadinya kasus penembakan di sebuah sekolah oleh pelaku yang usianya masih relatif muda, bahkan ada yang sang pelakunya juga merupakan murid dari sekolah tersebut.
Di beberapa negara miskin di Afrika, banyak sekali dijumpai anak-anak yang dipaksa menjadi pengemis di negara lain. Rata-rata mereka adalah korban dari penjualan manusia antar negara (trafficking) - Sumber: Koran BERANI No. 11, Selasa, 22 April 2008, halaman 4. Mereka pada umumnya merupakan korban rayuan seperti akandisekolahkan untuk belajar agama. Kenyataanya, mereka dipaksa mengemis di jalanan. Dimana setiap hari mereka diharuskan menyetor sejumlah uang. Bila setoran itu kurang, mereka akan dihukum dan tidak diberi makan.
Di Indonesia, berawal dari meninggalnya salah seorang mahasiswa APDN karena kekerasan yang dilakukan oleh para seniornya. Hal ini menguakkan sebagian besar kasus kekerasan (bullying) yang terjadi di ligkungan sekolah seperti yang terjadi di SMA Pangudi Luhur, SMAN 34 Jakarta.
Selain itu tawuran antara pelajarpun masih marak terjadi di negara kita. Yang terakhir menjadi berita adalah tawuran antara pelajar SMAN 70 Dan SMAN 6 di Jakarta.
Menurut laporan beberapa peneliti, kekerasan yang terjadi terhadap anak-anak baik yang dilakukan oleh orang dewasa maupun oleh anak-anak salah satunya merupakan efek dari tontonan TV - Sumber: Majalah NIRMALA edisi Februari 2008, halaman 8. Tontonan yang melibatkan kekerasan akan berpengaruh buruk (attention problems) bagi ana-anak usia 3 tahun ke bawah dalam waktu 5 tahun ke depan. Print this page...
No comments:
Post a Comment